Jabarekspres.com – Jabar Bergerak Kota Bogor tengah serius gencarkan program Seribu Kata Positif (Serbukatif).
Bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, program tersebut bakal diterapkan di lingkungan sekolah dasar (SD) se-Kota Bogor.
Ketua Jabar Bergerak Kota Bogor, Yantie Rachim mengatakan, program ini bakal masuk kurikulum. Bersinergi dengan disdik, pihaknya bakal membentuk Satgas Serbukatif di sekolah-sekolah.
”Nanti satgasnya pake tanda pengenal dan kalau mendengar kata-kata yang tidak baik dari siswa akan diberi peringatan agar mereka dapat sanksi mental,” ungkapnya, baru-baru ini.
Dirinya menjelaskan, sejak September 2022 silam, program yang di inisiasi Jabar Bergerak Kota Bogor tersebut telah melakukan roadshow Serbukatif di 11 SD negeri maupun swasta di Kota Bogor.
”Kemarin kami bersama Disdik baru saja menyambangi SDN Gunung Batu 1 dan 2. Saat ini Serbukatif fokus di sekolah-sekolah dasar terlebih dahulu dan berharap bisa mengunjungi semua SD di Kota Bogor, apalagi sudah banyak sekolah yang meminta untuk dikunjungi,” bebernya.
Menurutnya, program Serbukatif ini difokuskan kepada pembekalan bagi siswa-siswi dari kelas 1 sampai kelas 6.
Pasalnya, di era digital seperti ini pengaruh gadget dan bahasa hingga pengaruh visual banyak juga yang tidak baik dan sangat mudah diserap oleh anak-anak.
”Ini tentu menjadi kekhawatiran bagi semua orang tua. Jadi kami membekali anak-anak supaya mereka menyerap kata-kata yang baik saja, menjadi anak berkarakter dan berakhlak baik,” ujarnya.
”Karena percuma kalau anak-anak bisa matematika atau juara kelas tapi tidak berkarakter, tidak memiliki akhlak yang baik,” imbuh istri Wakil Wali Kota Bogor tersebut.
Bakal Masuk Kurikulum
Sementara itu, Kepala Disdik Kota Bogor, Sujatmiko Baliarto mengapresiasi langkah Jabar Bergerak yang menginisiasi program tersebut.
Menurutnya, Serbukatif melakukan gerakan moral yang sangat luar biasa.”Program ini saya rasa di Indonesia baru Kota Bogor yang melaksanakannya,” bangganya.
Sujatmiko mengajak para siswa-siswi untuk sama-sama membangkitkan budaya yang santun, dengan cara terbiasa mengamalkan seribu kata positif.
Dia juga meminta siswa-siswi menghindari ucapan yang mengolok-olok dan kata-kata tercela lainnya. Apalagi di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.